Saturday, January 27, 2018

Sunday Diary, 280118

Dear Diary..
Tiba-tiba saja koko menghubungiku lagi. Entah harus senang atau tidak, yang jelas perasaanku mulai datar. Bahkan aku memutuskan untuk tidak membalasnya. Saking lamanya kami tidak komunikasi aku hampir lupa pernah punya dia di hidupku. Terakhir  kali saat itu adalah event natal sampai tahun baru adalah libur panjang. Di tanggal 31 Desember 2017, aku buru-buru pulang agar bisa bertemu dan menikmati makan malam di momen tahun baru berdua saja dengan dia. Tapi dia tidak tahu bahwa aku menghubunginya karena aku sudah di Kuningan Jakarta pada pukul 16:00. Aku menanyakannya apakah sudah ada rencana di malam tahun baru ini (mengingat sebelumnya dia mengharapkan aku kembali ke Jakarta sebelum malam tahun baru karena ingin bersama aku di momen tersebut).  Dan nyatanya jawabannya tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Mungkin dia sudah ada janji baru untuk menghabiskan malam tahun baru dengan orang yang lain. Aku memang sangat sedih saat itu, aku bergegas pulang tapi nyatanya dia bahkan tidak menanyai lagi kepulanganku. Aku ibadah penutupan tahun baru seorang diri, sementara orang tua ku masih di kampung halaman. Saat itulah terpikir olehku, Tuhan masih mengijinkan aku untuk sendiri dulu.

Dear Diary..
Sebulan berlalu seperti yang aku duga, koko akan menghubungiku. Sebelumnya setelah tiga minggu, dan sekarang setelah empat minggu dia hubungi aku lagi. Tapi kali ini sebaiknya aku tidak perlu membalas pesannya. Aku pun harus move on dari koko. Aku sudah tidak memiliki hasrat untuk stalking beliau dan semuanya pun sama karenanya aku sudah menonaktifkan akun facebook-ku mungkin untuk selamanya. Aku sudah kehilangan rasa rindu. Sepertinya Tuhan sudah mengabulkan doaku, untuk tidak lagi mengharapkan serta merindukan para mantan. Aku sangat sadar sebagian masa lalu adalah bagian dosa terkelamku. Aku mau memulai hidup yang baru dan belajar menjalani kekudusan. Mantan adalah hal terburuk yang pernah aku miliki tapi pembelajaran berharga untuk aku semakin bertumbuh. Aku tahu Tuhan menghadirkan sesuatu atau seseorang dalam hidup kita pasti untuk maksud tertentu. Mungkin sebagai hadiah atau bisa jadi sebagai ujian untuk menguji iman kita. Saat ini yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya supaya Tuhan percaya bahwa aku mau berubah. Percaya bahwa aku mau belajar untuk tunduk dan taat. Sangat sulit menjalaninya karena kelemahanku yang sangat besar membuat aku sering jatuh. Tapi aku akan berusaha lagi dan lagi.

Dear Diary..
  • Doakan aku juga ya. Suatu saat nanti, aku pasti jadi pribadi yang jauh lebih baik. Setelah aku miliki semua kondisi yang benar-benar steady, jika Tuhan mengijinkan aku hanya ingin hidup hingga menua bersama dengan dia yang kepadanya hidupku merasa lengkap dan sempurna. Laki-laki yang selalu peduli pada masa depan dan kebahagiaan keluarganya dan selalu berjuang untuk itu. Pasangan hidup yang seimbang yang Tuhan karuniakan yang dengan ketaatannya akan membawa kami sama-sama semakin dekat dengan Tuhan. Laki-laki yang selalu mendukung dan percaya padaku bahkan ketika tidak ada satupun yang mempercayaiku. It's really sweet and perfect, huh? Semoga Tuhan berkenan atas doa-doa indahku ini. Dan Tuhan  paling tahu apa yang jadi kebutuhanku dan Dia selalu tahu yang terbaik. Amin.

No comments:

Post a Comment

Sunday Diary, 280118

Dear Diary.. Tiba-tiba saja koko menghubungiku lagi. Entah harus senang atau tidak, yang jelas perasaanku mulai datar. Bahkan aku memutusk...