Hari yang aku tunggu-tunggu
akhirnya datang juga. Lega rasanya, sekaligus pikiran ini penuh dengan
langkah-langkah selanjutnya. Penantian yang cukup lama mengingat ini hal yang
aku impikan setelah 10 tahun sejak aku lulus SMA. Akhirnya aku bisa memperoleh
gelar sarjana aku oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan. Aku
tidak bisa tidur malam itu, bukan hanya membayangkan betapa baiknya Tuhan yang
mengijinkan aku bisa dilantik sebagai wisudawan terbaik perwakilan Prodi
(Program Studi) S1 Manajemen, tapi aku khawatir dengan kondisi kesehatan papa
pasca operasi yang memaksakan untuk hadir dalam upacara pelantikanku. Aku berserah
pada Tuhan, tapi tidak bisa dipungkiri, aku masih menyimpan kekhawatiran yang
mendalam karena papaku malam itu juga tidak bisa tidur, tubuhnya masih
kerapkali bergetar. Aku hanya meminta pada Tuhan agar papaku bisa kuat dan
sembuh total.
Malam
sebelum aku dilantik, aku menunjukkan undangan bertuliskan “VIP” kepada
orangtuaku dan bisa dibayangkan betapa bahagia dan bersyukurnya mereka. Mungkin
untuk saat ini baru itu saja yang bisa aku berikan untuk orangtuaku, sekalipun
di mata orangtuaku, khususnya papa aku, aku selalu membuatnya bangga dengan
semua yang aku lakukan. Begitulah papaku, apapun yang aku lakukan tidak pernah
dia nilai buruk. Wajar saja, aku memang anak kesayangan papaku sejak dari aku
lahir. Mungkin karena aku dulu sering sakit-sakitan, jadi aku lebih sering
menghabiskan waktu kebersamaan dengan papaku, sementara mama fokus mengurus
kakak dan abangku, juga adik aku yang masih bayi saat itu.
Dengan
kekuatan dan pengharapaan penuh pada Tuhan, aku menjalani proses pelantikan
wisuda dengan sukacita. Hal yang paling dramatis bagi aku adalah ketika aku
memberikan bunga pada mama dan papaku dan aku tidak mampu menahan runtuhnya
airmataku ketika papa bilang : “Ga sia-sia bapa bela-belain nahan rasa sakit bapa
untuk bisa lihat boru bapa, boru bapa yang ga pernah berhenti membuat bapa
bangga..”
Oh Tuhan, benar-benar
sedih setiap mengingatnya. Mengingat betapa besar perjuangan papa dan mama
untuk aku. Setiap pencapaian yang Tuhan ijinkan dalam hidupku tidak pernah
lepas dari doa dan dukungan mereka. Aku sering merasa iri dengan keberuntungan
orang lain, tapi semakin dewasa aku, aku semakin bersyukur bahwa kebaikan Tuhan
tidak pernah habis dalam hidupku. Dibalik semua kegagalanku, kehancuranku, aku
sadar betul bahwa aku memiliki banyak cinta yang mengeliling aku. aku memiliki
orangtua terbaik, keluarga terbaik, sahabat-sahabat terbaik, aku juga memiliki
kekasih-kekasih terbaik dalam hidupku. Yang aku yakini hingga sekarang hanyalah
terfokus pada perjuangan karir masa depanku, aku ingin apapun yang aku lakukan
akan membuat aku semakin memuliakan nama Tuhan. Sehingga lewat hidupku, aku
bisa selalu jadi saluran berkat dan cinta kasih. Amin!
No comments:
Post a Comment