Tuesday, October 18, 2016

Happy Birthday My Pop

             Aku tidak terlalu banyak memiliki foto kebersamaan dengan papa ku. Papa ku adalah seorang yang tidak terlalu suka untuk di foto. Namun sebenarnya foto saja tidak cukup menggambarkan betapa besarnya kedekatan aku dengan papa. Dimataku, papa adalah segalanya. Papa adalah teladanku. Kebijakan, kesabaran, ketenangan dan kerendahan hati papa selalu menginspirasi aku. Aku ingat saat aku kecil dulu, setiap malam aku melihat ke arah pintu rumah menunggu kedatangan papa pulang kerja. Papa adalah satu-satunya orang yang ingin aku ceritakan tentang apa saja yang aku lakukan hari itu. Setiap papa pulang, papa akan langsung mencariku, dan menggendongku : “Mana boruku? Sudah makan belum kamu nang? Makan apa kamu tadi? Ga sakit tadi kamu kan nang?” Berbagai pertanyaan itu akan selalu tersimpan kuat dalam ingatan. Bagi papa, aku adalah boru kesayangannya sekalipun aku memiliki kakak yang usianya 4 tahun diatas aku. Hanya aku satu-satu nya nama yang tersimpan di kontak telepon papa dengan “Boru Bapa”.
            Masa kecilku memang tidak terlalu menyenangkan. Aku sering “di isolasi” dalam rumah. Aku tidak bisa terlalu banyak beraktivitas. Bayangkan saja disaaat kakak dan abangku jalan-jalan dari gereja, aku hanya terkurung di rumah. Tapi papa selalu menemani aku, papa menghibur aku. Aku tidak mengerti mengapa mama pergi jalan-jalan sama kakak dan abangku tapi aku ditinggal. Tapi papa memberiku pengertian bahwa mama dan papa khawatir sakit asmaku kambuh. Kadang aku suka mendengar papa dan mama bertengkar hanya karena sakit aku kambuh. Papa hanya panik. Kasihan mama membesarkan 4 orang anak yang masih kecil-kecil tidak akan mudah untuk mama jalani sendirian, tapi mama berusaha kuat. Dulu aku sering tidak terima mengapa mama sering marah, tapi saat aku mulai tumbuh aku mulai menyadari betapa mama sungguh bersusah payah mengurus kami sementara papa kerja. Kemarahan mama tetap tidak membuatnya menyerah membesarkan kami. Kasih sayang papa dan mama itulah yang menjadikanku sosok yang kuat dan tidak mudah menyerah.
            Papa adalah satu-satunya orang yang selalu bangga dengan apapun pencapaianku. Papa pernah bilang bahwa suatu saat aku akan jadi orang yang sukses. Papa selalu memberiku keyakinan bahwa aku pasti bisa menjalani apapun bentuk kesulitan yang aku hadapi. Aku ingat waktu tahun baru kemarin papa mengatakan :
“Bapa bersyukur, bapa punya anak-anak yang menyayangi bapa sama mama. Bapa bangga sama boru bapa. Dari Vhera lahir sampai diusia Vhera yang sekarang bapa ga pernah berhenti untuk bangga dan bersyukur Tuhan memberikan bapa boru bapa. Bapa tidak pernah khawatir, karena bapa percaya apapun juga yang kamu lakukan nang, bapa percaya itu adalah yang terbaik. Tiada henti-hentinya bapa berdoa untuk keberhasilanmu.”
Hingga detik ini, diusiaku yang sudah tidak lagi muda, aku belum bisa memberikan apa-apa untuk papa dan mama. Bahkan aku belum bisa memberikan kado terindah seperti yang papa minta dan ingatkan. Aku hanya tidak mau mengecewakan papa dan mama lagi dengan kegagalan pernikahan ku. Hal itulah yang membuat aku jadi lebih hati-hati. Tapi aku percaya, jauh di dalam lubuk hati papaku, papa hanya menginginkan kebahagiaanku begitu pula dengan mama. Aku percaya dalam doa-doa indah mereka, mereka menghantarkan doa yang sama setiap malamnya hanya untuk kebahagiaanku.
Gemerlapnya dunia orang lain tidak akan meruntuhkan rasa syukurku atas apa yang aku miliki, karena aku hampir memiliki segalanya. Hidupku yang sempurna dengan cinta kasih orangtua yang selalu ada dibelakangku untuk mendoakanku lebih berharga dari harta apapun yang ada didunia ini. Mungkin bagi sebagian orang cerita ini biasa saja, tapi bagiku ini adalah hal yang terindah karena aku bahagia, aku dicintai. Terlebih ini adalah sebagian kecil dari kisah haru masa kecilku yang hingga detik ini bahkan sampai kapanpun tidak akan pernah aku lupa.

Selamat ulang tahun My Pop.. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa bersyukurnya Vhera memiliki bapa dan mama. Vhera berharap selalu dalam doa-doa Vhera agar bapa dan mama selalu berumur panjang, dalam keadaan sehat dan bahagia. Vhera sangat menyayangi bapa dan juga mama, Vhera percaya suatu saat Vhera akan memenuhi impian bapa. Amin.

My Pop (kiri) nyanyi bersama Apih (kanan) di acara pernikahan alm. abang

Monday, October 17, 2016

My Little Friend, Heiley

           Safa nama gadis kecil itu. Saat itu usianya masih menginjak 5 tahun. Sejak lahir dia sudah menderita asma, penyakit bawaan sang kakek dari garis mamanya. Saat sore hari itu, dia berdiri dibalik jendela rumah, hanya memandang dari kejauhan keceriaan kakak dan abangnya yang asik bermain bersama teman-temannya. Dia menangis merengek pada mamanya untuk diijinkan main diluar. Tapi seperti biasa, tidak pernah ada kata ‘iya’ dari sang mama. Dia menangis dan terus menangis. Sementara Heiley, anjing kecilnya hanya duduk mengusap-usap kaki Safa, berusaha menenangkan hati Safa dari kesedihan. Safa kecil memeluk anjing kesayangannya itu menahan senggukan, namun airmatanya tetap saja turun hingga berjatuh pada bulu Heiley. Heiley yang seakan turut merasakan kesedihan Safa-pun kembali mengusap-usap sambil meraung pelan. Mungkin hanya Tuhan, Safa dan Heiley yang tahu seberapa besar menyedihkannya saat-saat itu.
            Malam tiba dengan tergegas lalu, membaurkan keheningan bagai irama bersahutan. Mungkin ia berusaha untuk membuat hari itu berlalu dengan cepat sehingga Safa kecil tidak perlu merasakan kesedihan terlalu lama karena dengan datangnya sang malam, kakak dan abangnya akan menemaninya dirumah. Hingga ia tidak perlu merasakan kepedihan yang menyengat, menguasai hati dan pikiran masa kecilnya. Dan, sedikit saja dia bisa merasakan kebahagiaan indahnya memiliki kakak dan abang yang bisa menemaninya bermain menghabiskan sisa-sisa malam. Tapi tidak, kakak dan abang-nya terlalu sibuk untuk tugas pekerjaan rumah dari sekolah. Safa bertanya pada mama-nya kapan ia sudah bisa masuk sekolah. “Tunggu ya nak beberapa bulan lagi kamu genap 5 tahun, nanti baru kamu masuk TK”, jawab sang mama. Safa hanya terdiam sambil sesekali melihat ke arah pintu rumah berharap papa-nya segera pulang. Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada sang papa. Ada banyak kekecewaan yang ingin segera dia akhiri. Bagi Safa, hanya papa-nya lah yang bisa memberikan jawaban itu mengingat sang mama selalu mengatakan kalimat ‘nanti tanya papa ya’.
            “Halo, mana boru papa?” Suara papa membuat Safa bergegas berlari melompat ke arah pelukan papa-nya. Safa tahu sekali bahwa papa-nya mencarinya. Karena dia selalu tahu bahwa ‘boru’ adalah panggilan kesayangan papa yang dikhususkan untuknya. Sekalipun Safa memiliki kakak perempuan yang usianya lebih tua darinya 4 tahun, tapi karena sakit yang dideritanya membuat papa selalu mengkhawatirkan kondisi Safa yang memang butuh perhatian khusus. Papa langsung memeluk dan mencium Safa seperti biasa dan menanyakan bagaimana kondisi Safa hari itu dengan banyak pertanyaan.
“Kambuh ga sakitmu tadi nak? Sudah minum obat belum? Makan banyak ga kamu tadi? Tadi main sama Heiley ya?” Tanya papa Safa penuh kecemasan.
“Kamu jadi beli empedu ular untuk Safa, Pa? Tanya mama yang menyusul ke arah ruang tamu.
“Ini papa sudah bawa ma. Kuat ga Safa ya makan beginian pahitnya minta ampun kata teman papa yang jual.” Jawab papa. Tiba-tiba Safa memotong pembicaraan mereka dengan kembali mengajukan pertanyaan yang sudah sedari tadi dia persiapkan untuk papa-nya.
“Papa, Safa mau sekolah. Kenapa sih Safa ga boleh main? Safa bosan dirumah, ga dikasih mama main diluar sama teman-teman.” Sahut Safa sambil kembali menangis.
“Bukannya gitu, nak.. Kata dokter kan kamu ga boleh cape, kamu nanti cape sedikit aja langsung kambuh, nanti papa sama mama yang sedih. Kalau kamu kambuh, papa dan mama yang menderita lihat kamu. Nanti kalau Safa sudah besar, sudah sembuh baru nanti kita jalan-jalan ya nak.” Jawab papa sambil menitikkan air mata memeluk Safa.
Seakan paham dengan kalimat yang disampaikan papa-nya, Safa kecil tertunduk dalam pangkuan merasakan kesedihan papa-nya yang begitu dalam karena penyakit yang dideritanya. Hampir tiap malam Safa tidak bisa tidur karena harus merasakan sesak yang mengganggu. Hingga saat waktunya tidur, seperti biasa tiap tengah malam tiba Safa merasakan sesak yang luar biasa. Padahal hari itu dia tidak banyak berlarian, hanya bermain dirumah bersama Heiley. Safa kecil berusaha menahan suara sesaknya, dia berjalan ke arah gudang menuju tempat Heiley tidur agar papa dan mamanya tidak mendengar nafas sesaknya. Tapi ternyata pintu gudang terkunci. Safa kembali ke kamar, tertelungkup memeluk bantal sambil berusaha menahan suara sesaknya. Papa Safa terbangun menyadari Safa yang mulai kambuh, lalu bergegas memberinya obat dan air hangat lalu menggendong anak kesayangannya itu. Safa mendengar papa-nya berdoa pada Tuhan dengan menangis, kata-kata yang tidak akan pernah Safa lupakan yaitu bahwa papa-nya meminta pada Tuhan agar mengangkat sakit anaknya itu, dan bersedia menggantikan dan menanggung sakit itu biarlah turun pada dia tapi jangan ke anak kesayangannya. Yang paling menyedihkan, bahkan papa-nya bersedia memilih mati asal anaknya itu bisa sembuh. Dalam hati, Safa hanya dipenuhi dengan banyak permohonan pada Tuhan. Seringnya dia mendengar papa dan mama-nya berdoa, membuat Safa menyadari bahwa Tuhan itu adalah seseorang yang tidak terlihat yang memiliki kantong ajaib seperti Doraemon yang bisa memenuhi apa saja keinginan orang yang memintanya. Dia hanya ingat papa-nya sering memberitahu bahwa Tuhan itu ada di Surga tempat orang-orang baik berkumpul, tapi bisa mendengar suara kita meskipun hanya dalam hati.
Keesokan paginya Safa terbangun lalu bergegas lari meminta mama membukakan kunci gudang, dia sudah tidak sabar untuk bermain dengan anjing kesayangannya, Heiley. Heiley yang juga seakan merasakan kerinduan yang sama dengan Safa, langsung memperdengarkan gonggongannya dan langsung berlari menghampiri Safa begitu pintu dibuka. Abang Safa dan kakaknya langsung terbangun dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.
“Kasih makan dong de si Heiley-nya kasihan laper.”Seru Devon abang Safa. Safa langsung bergegas ke arah dapur untuk membuatkan Heiley makanan, tiba-tiba Safa mendengar kakaknya Lena sedang berbicara pada mama-nya didapur.
“Ma, emang kata dokter ga apa-apa kalau Safa main sama Heiley, takutnya bulunya Heiley tambah bikin dia kambuh..”
“Kan mama sudah tanyakan sebelumnya sama dokter, kata dokter ga apa-apa. Makanya mama nyuruh papa ambil Heiley dari rumah Om Krisna supaya bisa nemenin Safa jadi adikmu itu ada teman buat main dirumah. Om Krisna kan anjingnya dirumahnya banyak, jadi dia juga ga masalah kasih Heiley buat Safa.” Jawab mama.
“Oh begitu ya ma, Lena pikir ga boleh karena takut bulunya bikin Safa batuk dan sesak.”
“Heiley itu anjing aku, Safa ga batuk kok tiap deket-deket sama Heiley. Heiley kan sayang sama Safa.” Teriak Safa dengan polosnya seakan takut mama dan kakak-nya mengembalikan Heiley pada Om Krisna.
“Iya nak, mana tega mama jauhin kamu dari Heiley..” Ujar mama sambil nyuapin sarapan untuk Safa.
“Papa sudah pergi kerja ya, ma?” Tanya Safa kemudian.
“Sudah tadi, kamu kan maih tidur papa sudah berangkat buru-buru. Nanti kita ke dokter ya nak, obat kamu kan habis, ini kan jadwal kamu disuntik lagi.”
“Safa ga mau disuntik, ma.. Safa juga bosen minum obat terus. Kapan sih Safa berhenti minum obat?”
“Nanti kan kalau kamu sudah sembuh, kamu ga perlu minum obat lagi. Biar nanti kamu bisa masuk sekolah. Nanti kalau kamu ga minum obat dan ga mau disuntik, kata dokter nanti kamu makin lama sembuhnya.”
“Kok Safa lama sembuhnya sih ma.. Tuhan ga sayang ya ma sama Safa? Kakak sama abang ga sakit, tapi Safa sakit. Safa mau main diluar ma naik sepeda kayak teman-teman Safa..” Tiba-tiba mama Safa menangis mendengar ucapan anaknya itu, lalu membelai rambut Safa yang tebal dan mengepangnya. Heiley yang sedang menikmati menu makan pagi dari sahabatnya itu tiba-tiba berlari menghampiri Safa sambil menggonggong seakan turut merasakan kepiluan yang mendalam antara ibu dan anak tersebut.
            Safa mengajak Heiley bermain dihalaman depan rumah, namun selang berapa lama kemudian mama memintanya untuk masuk karena mama-nya akan pergi sebentar untuk mengantar abang dan kakaknya ke sekolah. Seperti biasa, Safa dan Heiley terkunci berdua didalam rumah, hanya menonton dirumah sambil bercerita dengan imajinasi yang hanya dirasakan oleh mereka berdua. Safa menikmati waktu kebersamaannya dengan Heiley, setidaknya dia tidak perlu merasakan terkurung lagi sendirian ketika mama harus pergi sebentar untuk mengantarkan kakak dan abangnya, atau sekedar ke warung, bahkan saat sedang masak didapur. Safa juga tidak mau merengek ketika mama harus meninggalkannya sendirian cukup lama. Dia tidak terlalu membebani mama dengan rengekkannya. Diusianya yang masih sangat kecil, dia menyadari keletihan mamanya. Kadang dia melihat mamanya menangis, bertengkar dengan papa hanya karena papa pulang tidak membawakan uang untuk bisa belanja kebutuhan sehari-hari, tidak jarang mama juga suka mengeluh tidak ada uang untuk beli obat untuk Safa dan bayar uang sekolah kakak dan abang Safa yang mengharuskan mama berhutang pada tetangga atau saudara. Safa sangat mengerti kesusahan orangtuanya. Untuk anak seusianya, pikirannya sudah terlalu matang untuk memahami apa yang terjadi.
            Safa mengajak Heiley ikut mengajukan permohonan pada Tuhan. Dia ingat papa dan mama-nya memejamkan mata dan melipat tangan saat berbicara pada Tuhan. Safa pun mengajarkan Heiley untuk melipat tangannya dan meminta Heiley untuk mengikuti doanya.
“Tuhan, kata papa Safa Tuhan itu ada ditempat orang-orang yang baik tapi Tuhan bisa dengar doa Safa. Tuhan, Safa ga mau lihat papa dan mama Safa sedih lagi. Boleh ga kalau Safa tinggal sama Tuhan di Surga? Safa janji ga nakal, Safa mau jadi orang baik. Safa sering susah nafas, rasanya sakit, papa dan mama selalu nangis. Safa ingin tinggal di Surga saja..”. Ucap Safa dalam doanya. Disaat yang sama, Heiley-pun mengajukan permohonan pada Tuhan.
            Tengah malam itu hujan turun dengan derasnya. Petir bersahutan meminta hujan untuk turun. Udara yang biasanya berdamai dengan alam dalam ketenangan, seakan mengiringi kedatangan hujan ke bumi hingga membuat berangin riuh seakan hampir membeku. Malam itu Safa tidur nyenyak sekali. Papa dan mama Safa berjaga dari tidur khawatir dinginnya malam membuat Safa kambuh dari sakitnya. Tapi, malam itu Safa sama sekali tidak menunjukkan sedikitpun tanda-tanda kesulitan bernafas. Hingga subuh papa dan mama Safa terjaga, namun anehnya Safa tidur terlihat sangat lelap tidak seperti malam-malam biasanya.
“Ma, Safa puji Tuhan ya ga ada tanda-tanda sesak nafasnya.”
“Iya ya pa, aneh ya, mama sangat bersyukur semoga saja ini jawaban doa kita selama ini pa. Kasihan Safa dari bayi sudah menderita, mama juga ga tega lihat Safa divonis asma akut sama dokter itu kayak mimpi buruk rasanya ya pa.”
“Iya ma, semoga saja Tuhan dengar dan kabulkan doa kita semua.” Ucap papa mengaminkan.
            Mendungnya pagi yang datang seakan masih menyisakan sisa-sisa hujan semalam. Aroma tanah yang tersirami menebarkan baunya yang khas. Safa kecil bergegas terbangun. Hari itu tumben sekali dia melihat papa-nya belum berangkat kerja. Papa, mama, kakak dan abangnya terdiam diruang dapur dan tetap terlihat murung saat kemunculan Safa yang ceria.
“Hore papa ga kerja ya? Safa semalam ga sakit, pa. Papa mau nemenin Safa jalan-jalan ya? Ayo pa Safa mau jalan-jalan kita ajak Heiley ya pa..” Papa menghampiri Safa, langsung memeluk dan menggendong Safa.
“Nak, Heiley sudah ikut Tuhan di Surga..”
“Ga kok pa, semalam Safa mimpi jalan-jalan sama Heiley. Makanya ayo pa kita jalan-jalan. Bareng mama, Abang Devon sama Ka Lena.” Jawab Safa dengan bersemangat.
“Iya sayang benar kata papa, Heiley sudah ikut Tuhan untuk jagain Safa dari Surga..” Ucap mama menghampiri sambil mencium kening Safa.
“Mama sama papa bohong! Safa mau ke kamar Heiley, bukain dong pa..” Mohon Safa. Papa mengantar Safa ke halaman belakang rumah tempat Heiley dikubur.
“Sekarang Heiley bobo nya disini nak. Biar dia bisa tetap jagain Safa dan keluarga kita.”
“Safa ga mau!!! Safa maunya main sama Heiley. Safa ga mau, papa.. Bangunin Heiley pa, jangan tidur disitu nanti Heiley ga bisa nafas kayak Safa..” Teriak Safa sambil tiada hentinya menangis. Wajah mungilnya memerah, menahan pedih yang tidak terucapkan. Safa ingat sekali baru kemarin ia berdoa bersama Heiley, memohon pada Tuhan agar Tuhan membawa Safa ke Surga. Tapi kenapa Heiley yang justru Tuhan ajak ke Surga? Apakah Safa bukan orang yang baik jadi Tuhan lebih memilih Heiley yang tinggal sama Tuhan di Surga? Ataukah saat itu, Heiley memohonkan doa yang lain? Doa yang meminta pada Tuhan agar Tuhan menyembuhkan sakit Safa dan bersedia menggantikan nyawanya untuk kesembuhan Safa. Pengorbanan nyawa seorang sahabat demi memohonkan hidup sahabatnya, karena cinta seorang sahabat untuk sahabatnya yang tidak terkatakan. Sebuah nilai kemurnian yang hanya dapat dikenal lewat hati karena sejak saat itu, Safa tidak lagi menderita atas penyakit yang selama ini divonis atasnya. Safa sudah tidak pernah merasakan sesak pada nafasnya. Safa mulai bebas beraktivitas bermain bersama kakak dan abangnya, juga bersama teman-teman sebayanya. Safa sudah tidak perlu lagi bergantung pada obat-obatan, suntikan, apalagi bantuan pernafasan lewat oksigen. Safa kecil sudah pulih total.
Mungkin hujan yang turun tengah malam itu hendak menghantarkan pesan kepedihan perginya Heiley dari hidup Safa..

Thursday, October 13, 2016

Menunggu..

            Bagi aku atau mungkin bagi sebagian besar orang, hal yang paling ga banget dan bikin super duper boring adalah MENUNGGU. Jadi inget waktu ngalamin suka dukanya jadi mahasiswa. Salah satu yang bikin sedih sesedih-sedihnya adalah kita sudah buru-buru balik kerja demi bisa ontime sampai kampus, rambut sudah acak-acakan (untung aja ga bau keringet ya sorry aku sih no ya..). Pas buka pintu sik asik dosen belum datang, terus langsung deh nyiapin singgasana paling depan (maklum, biarpun sudah pakai kacamata tapi pendengaran agak kurang peka gitu).
Tik tok tik tok, 15 menit okelah ya macet bokkkk tahu sendiri Jakarta, 25 menit aura-auranya sudah diparkiran nih. Tapi kok di telponin tulalit ya alias ga aktif. Pas 30 menit, oh mungkin beliau dari parkiran terus agak-agak lelah sampai bingung dan tersesat hingga ga tahu arah jalan kampus (bisa jadi, bisa jadi..). Dan menjelang 40 menit kurang 3 detik, taraaa ada informasi bahwa Mr. XYZ telpon memberitahukan beliau berhalangan hadir. Agak miris sih ya tapi berhubung dosen-dosen aku ga pernah sewot apalagi ngamuk kalau aku telat karena memaklumi para mahasiswa pekerja yang datang telat (asal tahu batasannya juga ya kalau jadi mahasiswa, discipline is the must) jadi it’s okelah yah, ini yang namanya saling memahami antara mahasiswa dan dosen apalagi dosen adalah salah satu penjembatan langkah suksesku (sadisss bahasa eike).
            Dalam dunia kerja, aduh aduh apalagi yah yang namanya menunggu itu, blablabla.. BIASA! Demi sesuap nasi yang ga habis-habis, seperangkat kekayaan pribadi dan sepiring berlian yang belum kumpul-kumpul, tetap harus semangat dong ya. Nah jangan salah, dalam pertemanan juga yang namanya menunggu itu biasaaaa banget! Yah kayak yang aku alamin ini nih.. Tahu sendiri dong ya hari ini hujan, dingin dan macet mencekam, baju lepek, dan lain sebagainya. Sepanjang perjalanan tetap usaha mastiin:
A: “(18:30) Sudah dimane lo? Gw sudah nyampe nih, buruannn gw laper, gepeel ye!”
T: “Iye ini dikit lagi, lo pesen aja dulu, nanti gw nyusul.”
A: “Lo mau gw pesenin sekalian ga? Berape menit lagi kira-kira?”
T: ----
Hingga setelah 1 jam lewat 20 menit-an lamanya aku nunggu, makanan sampai kering akibat ga nafsu, khawatir teman tersayang kenapa-kenapa dijalan, beliau kirim pesan :
T: (19:53) “Sorry cong kayaknya gw ga jadi deh, baju gw basah banget nih padahal gw sudah pake jas hujan, next time aja ya bok gw sudah otw arah balik pulang. Jangan marah ya bu, nanti cantik lo luntur kebawa hujan, oke? Ttdj ya, love u, muaccchhh..”
Parah ga tuh dalam dunia pertemanan aja masih berasa agak kejam. Tapi, berhubung aku sudah terlanjur punya image Miss Bijak, aku jawabnya harus tetap jaga wibawa dong ya.. (Hahaha lebay).
A: “Iyalah bu ga papa, ini gw otw ke rumah lo kok. Kita ketemu disana ya.. See u, muachhh..”


*********

Saturday, October 8, 2016

At The End of Life

At the end of life, we will not be judged by how many diplomas we have received, how much money we have made, how many great things we have done. We will be judged by "I was hungry, and you give me something to eat. I was naked, and you clothed me. I was homeless, and you took me in." 
(Mother Theresa)

Ilustrasi: Masyarakat Perkumuhan Rel KA


Friday, October 7, 2016

Era Digital : Dampak dan Pemanfaatannya


Perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat dewasa ini ditandai dengan adanya sebuah perubahan atau revolusi, baik dibidang pertanian, industri maupun teknologi komunikasi dan informasi atau yang dapat disebut dengan revolusi digital. Revolusi digital diawali pada tahun 1980 dan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Kemajuan revolusi digital ini menandakan adanya peningkatan stabilitas ekonomi (kesejahteraan masyarakat) sehingga menjadikan masyarakat semakin mudah dalam mengakses berbagai informasi. Ya, dunia saat ini termasuk Indonesia sedang memasuki sebuah era yang dinamakan digital era.
Era digital memudahkan masyarakat dari berbagai kalangan, bahkan menengah ke bawah sekalipun baik di perkotaan maupun daerah dapat saling bertukar berbagai informasi dengan mengaksesnya lewat teknologi digital. Teknologi digital mengacu pada penggunaan komputer (desktop), Mobile Software, Game Software, situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Google+, Instagram, Path dan lain sebagainya termasuk bertransaksi hampir disegala bidang melalui jaringan internet ataupun dengan konektivitas online (e-commerce) dan masih banyak lainnya. Pada tahun 1999 pengguna internet mencapai 40 juta yang diikuti dengan jutaan situs web yang terdaftar dengan berbagai konten atau topik yang jumlahnya mencapai trilyunan dan terus meningkat setiap tahunnya.
Vice President dari Social Komli Media, Matt Sutton menerangkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh negara di Asia terkait dengan bisnis yang berbasis digital yaitu bahwa setiap regional memiliki karakteristik berbeda, baik di level pengetahuan maupun penggunaan media sosial. Sehingga dibutuhkan riset mengenai level pendidikan, budaya, ekonomi, serta pola konsumsi masyarakat yang  menjadi target bisnis. Dalam aspek bisnis saat ini, banyak profesi-profesi utama dalam dunia digital yang mulai familiar seperti content managermarketing onlinecontent marketingweb editor, bahkan online shop yang tengah merajai dunia digital. Banyak pelaku ekonomi (pebisnis) yang memanfaatkan era digital ini sebagai alternatif untuk meningkatkan usahanya dalam memaksimalkan keuntungan. Selain melalui media sosial, mereka juga dapat menawarkan sarana hiburan, komunikasi, informasi dan transaksi jual beli barang maupun jasa secara online melalui situs pribadi ataupun aplikasi yang dirancang khusus untuk pemesanan barang atau jasa tersebut.
Di Indonesia sendiri ada banyak nama-nama perusahaan e-commerce baru yang bermunculan seperti Gojek, Shopee, Lazada, dan lain-lain serta para pesaingnya berlomba-lomba dalam menawarkan berbagai kemudahan kepada customer dalam bertransaksi. Misalnya apabila pelanggan (customer) ingin berbelanja, bepergian, transaksi tukar menukar, ataupun hanya sekedar ingin memperoleh informasi dan lainnya mereka dapat secara mudah memperoleh barang dan jasa yang mereka butuhkan secara online. Hal ini tentu saja merupakan langkah yang efektif sekaligus efisien bagi perusahaan maupun customer itu sendiri. Efektif karena transaksi secara online sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Dan efisien karena transaksi ini pastinya sangat menghemat biaya (keterjangkauan harga). Misalnya apabila kita ingin ke kantor tapi takut terkendala macet ataupun menunggu bus yang lama, ataupun kita sedang malas membawa kendaraan pribadi, kita dapat menggunakan jasa Gojek yang bisa mengantarkan kita dari lokasi penjemputan ke tempat tujuan dimana pemesanannya tidak memakan waktu lama, karena aplikasi tersebut dapat segera mendeteksi driver yang terdekat dengan lokasi penjemputan.
Kecenderungan masyarakat dalam memanfaatkan era digital ini memiliki dampak yang meluas dalam hal bisnis, budaya maupun sosial, baik dampak yang positif maupun negatif.

Dampak Positif

  1. Memudahkan dalam perolehan informasi. Misalnya dari situs Google, Youtube, Yahoo dan sebagainya. Penyebaran teknologi komunikasi dan informasi juga menjadikan masyarakat “melek teknologi”. Hal ini akan mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap IPTEK dan menekan angka keterbelakangan.
  2. Sebagai sarana aktivitas bisnis, sehingga memudahkan transaksi jual beli barang dan jasa secara lebih optimal.
  3. Sebagai media pertukaran data baik melalui penggunaan email, news group ataupun www sehingga para pemakai internet diseluruh dunia dapat saling bertukar informasi secara cepat dan murah.
  4. Sebagai sarana komunikasi efektif dalam bersosialisasi (interaksi sosial) yang dapat menghubungkan antara pengguna yang satu dengan yang lain secara meluas, khususnya melalui situs jejaring sosial.

Dampak Negatif


  1. Banyak terjadinya tindakan asusila dan kekerasan sebagai akibat penyalahgunaan kemudahan penggunaan internet atau perolehan informasi yang negatif misalnya akses situs pornografi, kekerasan dan situs bermuatan negatif (illegal) lainnya.
  2. Rentan terjadinya tindakan Cyber Crime atau kejahatan didunia maya yang bisa berimbas pada aksi nyata yang dilakukan oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab seperti misalnya penipuan, penyalahgunaan informasi kartu kredit (carding), hacking dan lain sebagainya yang pastinya merugikan masyarakat.
  3. Kecanduan internet khususnya sosial media dan game online dapat melemahkan kreativitas penggunanya. Ketergantungan pada penggunaan internet yang banyak menyita waktu juga pada akhirnya membuat pengguna tersebut melupakan kewajibannya.
  4. Melemahnya intensitas interaksi sosial didunia nyata karena perhatiannya lebih berpusat pada interaksi di media sosial yang dapat menyebabkan turunnya tingkat empati pengguna internet terhadap lingkungan sekitar didunia nyata.
  5. Menurunnya tingkat budaya membaca buku. Penggunaan internet dianggap sebagai alternatif perolehan informasi yang instan sehingga melemahkan pentingnya informasi yang didapat dari buku, padahal tidak semua informasi yang didapat dari internet itu benar.

Timbulnya dampak negatif dari penggunaan teknologi digital ini dapat disebabkan adanya ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi era globalisasi sehingga diperlukan sosialisasi pemerintah ataupun pihak terkait dalam memberikan informasi bagaimana pemanfaatan yang optimal terhadap penggunaan teknologi digital tersebut sehingga pada akhirnya dapat berpotensi dalam mengembangkan dan memajukan negara. Pemanfaatan teknologi digital tersebut dapat berupa :

    => Sebagai media atau sarana pembelajaran (E-Learning) yang terjangkau dan menyeluruh melalui pemanfaatan internet. Kelebihan e-learning tersebut diantaranya :
      • Pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja mereka punya akses internet
      •  Efisiensi Waktu dan Biaya Perjalanan
      • Pembelajar dapat Memilih Akses Pengetahuan Sesuai Minat sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan
      • Fleksibiltas dalam bergabung dan fasilitas diskusi secara langsung tanpa perlu khawatir waktu dan jarak
      • Pendukung pengembangan keterampilan TIK bagi masyarakat Indonesia
      • Menumbuhkan kemampuan untuk belajar secara mandiri
      => Sebagai sarana pengembangan atau perluasan bisnis baik bagi perusahaan berskala besar maupun kecil. Hal ini juga diharapkan akan mampu menumbuhkan jiwa enterepreneur (wirausaha) bagi pengusaha pemula yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
=> Sebagai media Cinta Budaya Indonesia. Hal ini dapat dilakukan misalnya melalui pemanfaatan desktop software. Seperti yang dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa dari Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang yaitu aplikasi Pepak Jawa Digital dengan menggunakan Visual Basic dan Borland Delphi yang dibuat dengan tujuan untuk memudahkan dalam mempelajari bahasa dan aksara Jawa. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital sebagai media cinta budaya juga dapat dilakukan dengan membuat games-games perkenalan budaya, ensiklopedia budaya Indonesia yang pada akhirnya menumbuhkan kebanggaan di kalangan generasi muda bahwa kita adalah bagian dari Indonesia.



Referensi :
  1. Iqbal, Muhammad, 2015, Dampak Teknologi Digital Terhadap Kehidupan Sosial, diakses dari https://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/27/dampak-teknologi-digital-terhadap-kehidupan-sosial, pada tanggal 08 Oktober 2016.
  2. Rahmawan, Arry, 2012, Teknologi Digital Untuk Indonesia, diakses dari http://arryrahmawan.net/teknologi-digital-untuk-indonesia-dari-mengembangkan-wawasan-hingga-mencintai-budaya-sendiri/, pada tanggal 08 Oktober 2016.
  3. Wikipedia, 2016, Revolusi Digital, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Digital, pada tanggal 07 Oktober 2016.
  4. …., 2015, Dampak Positif dan Negatif Internet, diakses dari http://www.artikelsiana.com/2015/09/dampak-positif-internet-dampak-negatif-internet.html, pada tanggal 08 Oktober 2016.

Monday, October 3, 2016

Aku dan Secangkir Kopi

Secangkir kopi hangat
Berteman sepi dan sendiri
Aku ingat nama itu
Yang hanya bisa ku ucap dalam diam
Seperti halnya kopi
nama itu merasukiku
Dengan kenangan pahit
Bercampur rindu yang sangat
Yang meneguk pahitnya sekali saja
Buatku ingin merasainya kembali
Aku menggilai nama itu
Yang hanya ingin aku nikmati tanpa nyali



Menua Denganmu

Gambar : Ilustrasi

Kalau aku sudah mulai menua, semoga aku masih mengingat dengan jelas bagaimana aku jatuh cinta sama kamu di detik pertama kali dan cinta itu selalu baru setiap hari. Dan kalaupun semesta membawa hatimu pergi, biarlah itu karena kematian bukan karena kamu berhenti mencintaiku.

-Shesil Vhera- 





Sunday, October 2, 2016

Tips dan Cerita Seru Ikutan Job Fair


Suasana Jobfair UI Depok, 01 Oktober 2016


Secara garis besar, jobfair adalah salah satu wadah yang mempertemukan antara perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja (SDM) dengan para pencari kerja itu sendiri, teman-teman pasti tahulah ya yang namanya suasana jobfair itu kayak gimana (kecuali bagi yang belum pernah datang yah..). Nah lokasi jobfair yang aku datangi kali ini diadakannnya di salah satu kampus negeri terkenal di Indonesia. Pasti tahu dong ya UI atau Universitas Indonesia yang berlokasi di daerah Depok ini. UI termasuk salah satu kampus yang lumayan sering ngadain acara jobfair bahkan ada websitenya sendiri nih, sobat lookers bisa cek infonya di http://cdc.ui.ac.id/. Karena ini jobfair, ke tebak dong ya suasananya pasti crowded banget, makanya aku sengaja datang ke acara ini di hari terakhir yaitu hari Sabtu (sebenarnya sih karena pas lagi ga kerja aja alias libur, hahaha..). Meskipun ternyata di hari terakhirpun suasana masih cukup ramai hingga sore menjelang penutupan seperti yang sobat lookers lihat digambar. Pintu masuk terbagi 2, untuk pengunjung (pelamar) yang sudah terdaftar di jobstreet.com dengan yang belum terrdaftar. Baru masuk pintu aja, kepalaku langsung migrain melihat para pelamar yang sudah mengantri di setiap booth tempat drop CV yang membutuhkan tenaga kerja, apalagi perusahaan peserta yang sudah memiliki nama semacam PT. Bank Central Asia (BCA), PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Astra Internasional dan perusahaan impian lainnya yang sudah pasti jadi sasaran para pelamar kerja. Ada beberapa saran yang bisa aku kasih buat sobat lookers yang mau mengikuti acara jobfair.

1.      Cari informasi mengenai perusahaan peserta
Nah saran aku sih ya sobat lookers, disamping sebelumnya berdoa lebih dulu, makan, sobat lookers juga baiknya usahakan hari sebelumnya cari tahu tentang perusahaan peserta. Hal ini penting supaya tidak sembarangan taruh CV tanpa tahu bidang perusahaan tersebut atau untuk memastikan sesuaikah perusahaan tersebut dengan minat kita atau tidak.

2.      Kenakan pakaian formal yang tidak terlalu All Out (berlebihan)
Sobat lookers juga ga perlu terlalu all out dalam berpakaian. Kalian cukup mengenakan pakaian formal yang standar aja, seperti kemeja yang mudah menyerap keringat sama celana/rok bahan sama sepatu resmi. Apalagi buat cewek yang sudah prepare pakai highheels aduh mending jangan deh, ribet. Tapi terserah sih ya. Dan lagi menurut aku tuh ga perlu pakai blazer atau apalah yang terlalu berlebihan karena didalam itu aduh gerahnya minta ampun. Lagipula sekalipun ada beberapa booth yang ngadain wawancara langsung ditempat (walk in interview) mereka juga maklum kok kalau kalian ada di jobfair bukan di kantornya dia yang AC-nya semriwing.

3.      Jangan membawa map/amplop terlalu banyak
Selain itu, sobat lookers juga ga perlu bawa amplop atau map yang terlalu banyak (saran aja sih..) misalnya cukup bawa 5-7 aja. Seperti pengalaman aku yang saking semangatnya mau naruh lamaran sebanyak-banyaknya, aku sampai bawa 14 berkas map ternyata dari semua booth perusahaan yang aku kelilingi yang minta CV aku hanya 4 booth, itupun 3 diantaranya minta tanpa menggunakan map atau amplop. Selebihnya, kebanyakan aku cukup diminta isi formulir atau daftar langsung ditempat pada komputer yang sudah disediakan di booth itu sendiri. Katanya sih, nanti pendaftar yang lulus seleksi dihubungi oleh perusahaan dan pada saat panggilan kerja, baru CV kita tersebut dibawa.

4.      Ramah pada rekan senasib (sesama pelamar kerja)
Satu lagi nih yang sobat lookers juga mungkin sudah banyak baca diblog yang membahas tentang attitude selama berada di jobfair, aku perjelas lagi nih kalau di acara jobfair please deh ya jangan jutek-jutek sama pelamar yang lain. Ini pengalaman aku nih. Jadi aku kan cuma mau nanya sama customer service (CS) yang berjaga di booth langsung ke depan meja CS tersebut eh aku langsung diomelin sama mba-mba yang lagi ngantri dikiranya aku mau nyelak antrian dia.
“Mba ngantrinya dari sebelah sono dong”. Yah aku juga tahu dan bisa lihat kali.. Kan ada jalur antriannya. Tapi tetap aja ngadepin mba jutek yang sepertinya usianya sudah 26-an alias lebih muda dari aku itu dengan senyum terindah yang bisa aku kasih dihari itu.
“Oh iya mba, makasih ya, maaf ya..” Ucapku sambil tersenyum.
Nah sobat lookers kalau bisa ya juteknya jangan kebangetan gitu, nada juteknya bisa dong ya diturunin beberapa oktaf aja kan masih ada cara yang lebih terdidiklah, mengingat dipendaftaran aku lihat kebanyakan lulusan pendidikan tinggi atau mahasiswa dari kampus yang ternama. Bahkan ada juga yang dari kampus UNDIP, IPB, UNJ dan sebagainya. Tapi kayaknya sih mba-mba itu bukan dari kampus yang aku sebutin tadi, apalagi UKI yah lebih ga mungkin lagi. Wkwkwk.. (Viva UKI!).

5.      Berdoa dan terus berusaha
Setelah sobat lookers selesai mengikuti acara jobfair, kalian tetap harus senantiasa berdoa dan jangan patah semangat. Tetap berusaha mencari pekerjaan lewat alternatif lain. Rajin-rajin membuka email, atau lihat informasi lowongan kerja dari jobstreet.com¸website resmi depnaker, bursakerja.com, dan lain sebagainya. Intinya sobat lookers jangan putus asa. Putus asa dalam mencari kerja boleh, asalkan tujuannya untuk membuka lapangan kerja alias jadi pengusaha atau entrepreneur.

Nah sekian dulu ya dari aku, semoga bermanfaat dan sukses selalu buat perjuangan kita para job seeker, semoga setiap langkah kita diberkati oleh Tuhan! Kerja, kerja, kerja!! (ga kerja, ga makan sobat lookers!)

Sunday Diary, 280118

Dear Diary.. Tiba-tiba saja koko menghubungiku lagi. Entah harus senang atau tidak, yang jelas perasaanku mulai datar. Bahkan aku memutusk...