Saturday, January 13, 2018

Aku, Hujan dan Kesedihanku..

Dear Diary..

Tiba-tiba saja hujan turun. Di saat yang sama aku mengingat dirinya. Di iringi lagu "Kau Harus Bahagia"-nya Sammy rasa sakit itu membuat aku tidak tahan untuk membiarkan air mataku turun. Berjalan di tengah hujan seperti ini, aku menengadah ke langit yang kelabu. Menuliskan namanya dan namaku, semakin membuatku menitikkan air mata. Aku tahu, sekalipun suatu saat aku bertemu dengannya, tidak akan pernah merubah apapun. Tidak akan pernah menyatukan semua yang telah menjadi kepingan yang tak bersisa.

Diary..
Sekalipun mungkin suatu saat waktu kembali berpihak untuk mempertemukan kami, kami adalah orang asing yang sama-sama tidak ingin saling mengenal kembali. Tidak pernah akan ada tangan yang saling merengkuh. Tidak pernah akan ada hati untuk mengejar kembali apa yang pernah terlepas. Mungkin hanya kebodohanku yang mengijinkannya untuk bahagia dengan orang yang lain. Seharusnya aku marah dan memaki dia dan kekasih barunya, tapi entah kenapa aku malah tersenyum. Aku tahu, cintaku untuknya tidak cukup besar untuk membuatnya bertahan.

Diary..
Walau awan menangis melihat kesedihanku, jangan biarkan mendungnya tinggal pada orang yang aku cintai. Aku sudah terbiasa dengan sepi. Terbiasa menjalani kesendirian yang tak bertepi. Terbiasa menari di tengah dinginnya hujan. Tapi untuk dia, biarkanlah dia dicintai agar ia tak merasa sepi. Aku ingin ia selalu merasa hangat. Maafkan aku, karena cintaku yang tidak cukup besar untuk menembus langit. Tidak cukup besar untuk mengetuk hati Tuhan agar Ia menghilangkan cinta ini. Tuhan yang tahu betapa besar harapanku untuk menemukan takdirku dan menjalani masa depan bersama dengan cinta sejati yang Ia janjikan untuk melengkapi hidupku. Sekalipun, bukanlah bersama dirinya..

No comments:

Post a Comment

Sunday Diary, 280118

Dear Diary.. Tiba-tiba saja koko menghubungiku lagi. Entah harus senang atau tidak, yang jelas perasaanku mulai datar. Bahkan aku memutusk...