Monday, May 1, 2017

Pendidikan dan Kebudayaan untuk Revolusi Karakter Bangsa dan Kebhinekaan

Pendidikan Dan Kebudayaan Untuk Revolusi Karakter Bangsa Dan Kebhinekaan


            Secara garis besar, pendidikan merupakan proses pembelajaran akan aneka ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh melalui lembaga formal maupun informal. Lembaga formal yaitu melalui pendidikan formal yang diperoleh secara sistematis dan berjenjang, yaitu dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan yang didapat secara informal bisa saja diperoleh dari pelatihan, kursus, lingkungan keluarga ataupun secara otodidak yang salah satunya dapat diperoleh berdasarkan pengalaman hidup. Pendidikan di Indonesia sudah menjadi hal yang krusial sejak masa penjajahan. Dimana dalam perkembangannya, Indonesia telah sangat berani mensejajarkan pendidikan kolonial dengan didirikannya sekolah bersistem nasional yang diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya digagas oleh Ki Hadjar Dewantara yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, yaitu sekolah nasional Taman Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922.
            Bangsa Indonesia sejak dulu kala memegang teguh bahwa pendidikan pada hakikatnya tidak boleh lepas dari aspek nilai-nilai kebudayaan. Sejak masa perjuangan kemerdekaan, pendidikan telah merupakan satu kesatuan yang utuh dengan budaya bangsa, yang diharapkan mampu mewujudnyatakan cerminan masyarakat yang berkepribadian beradab dan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan. Dengan kata lain, pendidikan sebagai alat transfer pengetahuan haruslah mampu memberdayakan atau melestarikan budaya nasional karena di dalamnya terdapat nilai moral yang mengacu pada ideologi (pandangan hidup) dan cita-cita bangsa dalam mempertahankan kedaulatan. Pada proses pembangunan di Indonesia, pendidikan terus mengalami perubahan (transformasi) seiring dengan perkembangan budaya, yang diharapkan dapat mengacu pada hal yang positif yang pastinya ke arah yang lebih baik.
            Proses transformasi struktural yang terus berevolusi di Indonesia salah satunya  melalui saluran pendidikan yang merupakan motor penggerak utama dalam proses pembangunan ekonomi. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah orang yang berpendidikan tinggi sehingga memungkinkan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan yang banyak diusahakan oleh pemerintah dewasa ini yaitu diantaranya dengan memperluas sarana pelatihan keterampilan, baik secara teknis maupun nonteknis (softskils) dalam rangka pengembangan karakter untuk membangun perilaku individu yang tepat (disiplin, kerjasama, kepemimpinan, kemandirian, dan lain sebagainya), maka otomatis akan meningkatkan pula struktur kebudayaan nasional. Terlebih lagi dengan kenyataan adanya peningkatan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat tiap tahunnya, jika tidak diiringi dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), maka Indonesia dipastikan akan semakin mengalami kemiskinan, tingkat pengangguran yang tinggi dan adanya ketimpangan pendapatan.
            Pemerataan pembangunan untuk pengentasan kemiskinan yang sedang digalakkan pemerintah melalui saluran pendidikan, diantaranya pemerintah berusaha memberikan akomodasi bagi masyarakat baik perkotaan maupun daerah pedalaman untuk dapat memperoleh pendidikan yang layak. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya perbaikan dan penambahan gedung sekolah, bahkan pemerintah mengusahakan masyakarat yang tidak mampu untuk juga dapat memperoleh kebutuhan pendidikan yang merata secara gratis. Hal ini diupayakan pemerintah untuk memasuki globalisasi yang semakin berkembang dan mempersiapkan generasi muda untuk dapat bersaing secara internasional. Kemajuan pendidikan Indonesia juga dapat kita lihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang bertaraf internasional. Dengan kata lain, Indonesia mulai semakin terbuka dengan informasi ataupun pengetahuan baru yang berasal dari luar, sehingga mau tidak mau Indonesia juga turut mengalami transfer budaya. Adanya transfer budaya dalam hal ini mengakibatkan masuknya pengaruh budaya asing merupakan hal yang cukup dilematis bagi Indonesia. Di satu sisi, adanya transfer budaya akan menambah pengetahuan yang lebih ‘memodernisasi’ atau memajukan masyarakat, namun di sisi yang lain, hal ini juga dikhawatirkan dapat mengaburkan idealis budaya nasional yang menjadi karakter bangsa.
            Perkembangan budaya nasional yang saling berhubungan dengan pendidikan memang sudah seharusnya mendapat perhatian lebih dari masyarakat, baik pemerintah maupun kita sebagai warga negara Indonesia. Pendidikan yang mencerminkan budaya bangsa harus mampu menumbuhkembangkan potensi-potensi yang sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat. Sehingga, revolusi karakter yang terbentuk merupakan karakter pemersatu yang semakin cinta akan tanah air dan memiliki semangat serta tujuan yang semata-mata untuk kemajuan pembangunan bangsa. Sekalipun semakin meluasnya pengaruh globalisasi, kita harus tetap memiliki kesadaran penuh untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang sudah susah payah diperjuangkan oleh nenek moyang kita sejak jaman perjuangan kemerdekaan. Indonesia jangan sampai ‘kebablasan’ dalam menerima transfer budaya dari asing yang masuk melalui pengetahuan pendidikan yang dapat mengkontaminasi secara negatif karakter bangsa, apalagi yang dapat memecah-belah keragaman Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Karena pada dasarnya kitalah yang harus menguasai globalisasi bukan globalisasi yang menguasai kita. Artinya, pengaruh globalisasi harus tetap di bawah kendali kita sebagai bangsa yang memiliki ideologi dan bermartabat yang mencerminkan Pancasila sebagai dasar negara.

No comments:

Post a Comment

Sunday Diary, 280118

Dear Diary.. Tiba-tiba saja koko menghubungiku lagi. Entah harus senang atau tidak, yang jelas perasaanku mulai datar. Bahkan aku memutusk...